Biografi KH. Yahya Cholil Staquf

42

Sebelum berinteraksi secara intensif dengan Gus Dur,

Gus Yahya sempat mengalami masa-masa di bawah pengaruh

gerakan-gerakan dan pemikiran Islam yang radikal pada era

1980an. Saat itu Gus Yahya masih duduk di bangku SMA.

Ia membaca buku-buku terkait dengan revivalisme Islam.

Suasana ketika itu dipenuhi dengan semangat kebangkitan

Islam yang menggebu-gebu. Pasca Perang Dunia I (PD I),

dunia Islam mengalami kemerosotan yang drastis. Dunia Arab

terpola menjadi beberapa negara ciptaan Barat dan berada

di bawah bayang-bayang kolonialisme yang memilukan.

Menjelang Perang Dunia II (PD II) terdapat berbagai usaha

untuk mengakhiri penderitaan Dunia Islam khususnya

Dunia Arab. Selama periode Perang Dingin Dunia Islam tak

lagi memainkan peran utama dan dunia menjadi bipolar dan

terbelah secara umum menjadi dua blok: timur dan barat.

Gerakan kebangkitan dunia Islam semakin mengeras dan

mengalami perkembangan yang spektakuler pada akhir abad

ketujuh. Pada 1979 Revolusi Iran pecah dan dominasi Barat

atas negara tersebut berakhir. Keberhasilan ini membawa

harapan baru dan memupuk kesadaran Dunia Islam untuk

bangkit dari keterpurukan karena penjajahan Barat.

Semangat kebangkitan ini mengakar dalam berbagai

macam pergerakan dan pemikiran. Dalam rentang akhir

1960an sampai 1980an terdapat sejumlah peristiwa

penting yang turut memompa kesadaran Muslim saat itu.

Pada akhir 1960an, kekalahan Arab dalam Perang Enam

Hari dengan Israel dimaknai oleh banyak Muslim sebagai

kegagalan pan-Arabisme dalam melaksanakan rencana-

rencananya. Pasca perang tersebut, pan-Arabisme menjadi

kurang relevan dan tak lagi menggema. Kelanjutan perang

antara negara-negara Arab dan Israel berlanjut dalam

perang Yom Kippur yang mengakibatkan krisis 1970an